Saturday, January 12, 2013

tuxuci-tabrakan-di-magetan



Jakarta - Menteri BUMN Dahlan Iskan sempat berkilah bahwa mobil listrik Tucuxi tanpa girboks yang membuat dia  kecelakaan. Mobil terus melaju tanpa bisa dipelankan dengan cara mengurangi gigi ke urutan rendah.

Penggunaan girboks pada mobil listrik sebenarnya tidak perlu. Sebab, motor listrik pada mobil listrik lah yang akan menggerakkan roda. Kecepatan akselerasi mobil listrik tanpa girboks tergantung besaran motor listrik yang digunakan.

"Girboks itu untuk menambah dan mengurangi akselerasi. Nah, pada dasarnya mobil listrik itu tidak perlu girboks karena motor listriknya lah menggerakkan roda. Kalau mobil listrik tidak pakai girboks maka perlu motor listrik besar agar akselerasi lebih cepat," kata pengamat otomotif yang juga pengajar ITB Tri Yuswidjajanto kepada detikOto, Jumat (11/1/2013).

Menurutnya pilihan itu-lah yang digunakan perancang Tucuxi, Danet Suryatama. Namun di sisi lain, dia pun tidak menyalahi jika ada mobil listrik yang menggunakan girboks.

Seperti di Indonesia. Mobil listrik Evina buatan Dasep asal Depok menggunakan girboks dan sebagai perbandingan mobil listrik yang tidak menggunakan girboks adalah Tucuxi.

Semuanya lanjut Tri, memiliki keunggulan masing-masing dan ide sang pembuat itu sendiri. Kendati demikian, dia menambahkan biasanya mobil listrik itu tidak menggunakan girboks seperti mobil konvensional.

"Tucuxi adalah sistem terkini yang tidak menggunakan girboks. Walhasil mobil melaju berdasarkan besaran daya yang disuplai ke motor listrik. Motor listrik mengirimkan daya ke bagian roda. Jadi konsepnya kalau mobil listrik masih menggunakan girboks, umumnya ketika akselerasi masih memanfaatkan girboks. Kalau punya Dahlan ini tidak," imbuh Tri.

Sementara itu jika membahas sistem pengereman mobil listrik Tucuxi, harusnya mobil tersebut dibantu dengan sistem pengereman yang lebih kuat. Soalnya Tucuxi memiliki motor listrik setara dengan mesin konvensional 3.500 cc. Artinya energi motor sangat kuat.

Untuk menghalau laju mobil Tucuxi, diharuskan menggunakan sistem pengereman yang handal. Tidak seperti mobil listrik dengan girboks yang bisa menahan laju kendaraan dengan rem dan transmisi.

"Kalau mobil listrik dengan girboks bisa menahan laju dengan cara mengerem dan mengandalkan transmisi. Dan sistem rem mobil listrik tanpa girboks harsunya lebih baik," pungkas Tri.

Pada kasus Dahlah, Tri menegaskan sebenarnya tidak perlu terjadi jika rem berfungsi secara normal.

Sementara itu Ketua Bidang Marketing dan Komunikasi Asosiasi Automotive Nusantara (Asia Nusa) Dewa Yuniardi menuturkan penggunaan girboks untuk mobil listrik masih menjadi perdebatan bagian para insinyur.

Soalnya hampir 90 persen mobil listrik yang sudah diproduksi dibuat tidak menggunakan girboks untuk memindahkan tenaga yang dihasilkan motor ke roda (as roda).

"Mobil listrik supersport terkenal dari Amerika Serikat, Tesla, juga tidak menggunakan girboks, namun dilengkapi dengan dua gigi percepatan normal dan sport," catatnya dalam blog resminya.

Jika dikaitkan dengan komentar Dahlan Iskan tentang Tucuxi yang tidak menggunakan girboks, selama tidak menggunakan motor yg diletakkan di roda, maka tetap ada reduksi yaitu diferensial/gardan.

"Apakah tanpa girboks menyebabkan mobil tidak dapat berhenti? Jawabnya tentu tidak, girboks dirancang untuk memindahkan/meneruskan daya bukan untuk mengurangi kecepatan atau menghentikan kendaraan, kecuali terdapat piranti rem yg terintegrasi, misalnya tromol pada girboks untuk rem tangan," jelasnya.

Maka tetap fokus masalah teknis mestinya tetap pada sistem rem dan sistem perlambatan, antara sistem pengereman dan girboks itu merupakan dua sistem yang terpisah secara fungsi.

Di mobil listrik pengereman sebenarnya bisa memanfaatkan teknologi regeneratif braking, yaitu teknologi untuk mengambil energi dari momentum inersia mobil ketika jalan menurun menjadi energi listrik yang dapat dikembalikan ke baterai.

"Dalam hal ini beban/tahanan yang menyebabkan mobil melambat adalah beban pengisian baterai.Saya tidak tahu apakah Tucuxi menggunakan teknologi itu. Selama menggunakan motor listrik jenis AC induksi 3 fasa atau DC Brushless mestinya regeneratif braking bisa diaplikasikan," jelasnya.

Jadi lebih baik mobil listrik dengan girboks atau tanpa girboks? Menurutnya masih perlu penelitian lebih panjang untuk mengkaji permasalahan-permasalahan baik secara teknis maupun secara ekonomis.

"Jangan tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan, karena di negara ini masih sedikit insinyur-insinyur yang ahli dalam bidang otomotif pada umumnya dan mobil listrik pada khususnya," ujarnya.

sumber : http://oto.detik.com/read/2013/01/11/134122/2139625/1207/perlukah-mobil-listrik-pakai-girboks?o991101mainnews

Tagged: , ,

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts